Jakarta – Fanny Kondoh, kreator konten sekaligus istri dari almarhum Hajime Kondoh, mantan Presiden Direktur Marugame Udon, membagikan cerita mengharukan tentang perjuangannya untuk hamil.
Setelah kepergian sang suami, Fanny kini mengandung anak pertama mereka, sebuah mimpi yang menjadi kenyataan setelah melewati berbagai rintangan.
Fanny pertama kali bertemu dengan Hajime Kondoh pada tahun 2015 saat ia bekerja sebagai kasir di Marugame Udon.
Hubungan keduanya berkembang hingga akhirnya menikah. Namun, kebahagiaan mereka sempat dirundung cobaan berat ketika dokter memvonis Hajime hanya memiliki sisa waktu enam bulan karena kondisi kesehatannya.
Permintaan Terakhir Sang Suami
Dalam wawancara di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Fanny menceritakan bagaimana Hajime sangat ingin memiliki anak, meskipun berada dalam kondisi sulit.
“Dia (suami) minta-minta anak terus,” ungkap Fanny sambil mengingat masa-masa sulit tersebut.
Fanny sempat merasa ragu untuk memenuhi permintaan itu, mengingat keadaan kesehatan suaminya yang memburuk.
Namun, ia akhirnya memutuskan untuk mencoba mewujudkan keinginan Hajime. Tantangan lainnya datang dari peraturan negara yang melarang embrio transfer jika salah satu pasangan telah meninggal dunia.
“Kalau suami meninggal bisa embrio transfer enggak? (kata dokter) enggak bisa,” jelas Fanny.
Kondisi tersebut membuat mereka berpacu dengan waktu. Meski sempat mengalami kegagalan, Fanny tidak menyerah dan terus mencoba. “Aku ngejar waktu,” tambahnya.
Momen Mengharukan di Akhir Hidup Hajime Kondoh
Fanny mengingat momen penuh haru saat dirinya menjalani prosedur embrio transfer. “Dokternya bilang, ‘bismillah, semoga kamu gantiin papamu ya jagain mama,'” kenangnya.
Saat itu, Fanny berada di ruang transfer embrio seorang diri, sementara Hajime sedang dirawat di rumah sakit.
Ketika Hajime memasuki masa-masa kritis, ia tetap menunjukkan perhatian yang luar biasa untuk Fanny dan calon anak mereka. “Ketika dia sakaratul maut, he touch my belly, dia bilang begini, ‘Ya Allah lindungilah anak dan istriku. I’m okay if I have to go, but protect my wife and my baby,'” ujar Fanny sambil menangis.
Meskipun saat itu mereka belum tahu apakah Fanny berhasil hamil, Hajime telah mempersiapkan nama untuk anak mereka.
“Dia tahu aku akan hamil dan dia sudah prepare nama yang pakai kanjinya apa,” ungkap Fanny. Nama yang dipilih Hajime adalah Kazuki, yang berarti “ketenangan dan kebahagiaan bagi semua orang.”
Kehamilan Fanny menjadi bukti cinta dan harapan yang ditinggalkan Hajime Kondoh. Meskipun harus menjalani kehamilan dan membesarkan anaknya seorang diri, Fanny berkomitmen untuk mewujudkan harapan sang suami.
Kisah ini menginspirasi banyak orang tentang cinta, pengorbanan, dan keteguhan hati. Melalui perjalanan emosional ini, Fanny Kondoh memberikan contoh nyata tentang kekuatan seorang istri yang berjuang demi mengenang dan mewujudkan impian pasangan hidupnya.