Jakarta – Setiap bulan Juni, langit malam menyuguhkan fenomena menakjubkan yang dikenal sebagai Strawberry Moon atau Bulan Stroberi. Meskipun namanya mengesankan warna merah muda seperti stroberi, sebutan ini sebenarnya merujuk pada tradisi suku asli Amerika Algonquian. Mereka menghubungkan bulan purnama ini dengan musim panen stroberi yang singkat pada bulan Juni.
Apa Itu Strawberry Moon?
Strawberry Moon adalah istilah untuk bulan purnama yang terjadi di bulan Juni. Secara astronomis, bulan purnama muncul ketika posisi bulan sejajar dengan matahari dari perspektif Bumi. Hal ini membuat permukaan bulan yang menghadap ke Bumi tampak sepenuhnya terang.
Meski disebut “Strawberry Moon,” warna bulan ini biasanya tidak merah. Sebaliknya, ia dapat terlihat berwarna kuning, oranye, atau bahkan keemasan, terutama saat berada dekat dengan cakrawala. Efek warna ini disebabkan oleh hamburan cahaya di atmosfer Bumi yang menyaring gelombang cahaya biru, serupa dengan efek warna hangat pada saat matahari terbenam.
Keunikan Strawberry Moon 2025
Pada tahun 2025, Strawberry Moon akan menjadi lebih istimewa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bulan purnama kali ini akan terlihat sangat rendah di langit selatan, terutama bagi pengamat di belahan bumi utara. Posisi rendah ini merupakan hasil dari fenomena astronomi langka yang disebut major lunar standstill. Peristiwa ini terjadi setiap 18,6 tahun, ketika orbit bulan mencapai kemiringan maksimum terhadap ekuator Bumi.
Posisi rendah bulan di langit menciptakan ilusi optik yang membuat bulan tampak lebih besar dari biasanya, terutama saat berada dekat cakrawala. Selain itu, pada malam yang sama, bulan akan terlihat berdekatan dengan pusat galaksi Bima Sakti, memberikan panorama luar biasa bagi pengamat langit di lokasi dengan polusi cahaya minimal.
Makna Budaya dan Nama Lain Strawberry Moon
Selain dikenal sebagai Strawberry Moon, bulan purnama Juni memiliki berbagai nama lain yang mencerminkan tradisi budaya di seluruh dunia. Misalnya:
-
Blooming Moon: Menandai musim bunga bermekaran.
-
Green Corn Moon: Mengacu pada pertumbuhan tanaman jagung muda.
-
Mead Moon atau Bulan Madu: Nama dari tradisi Eropa yang terkait dengan waktu panen madu.
-
Bulan Bertelur: Nama dari suku Cree yang menggambarkan musim burung bertelur.
Nama-nama ini tidak hanya mencerminkan keindahan visualnya, tetapi juga menggambarkan hubungan erat antara fenomena langit dan kehidupan sehari-hari manusia di masa lalu.
Malam Puncak Strawberry Moon 2025
Di tahun 2025, puncak keindahan Strawberry Moon diperkirakan terjadi pada malam Rabu, 11 Juni kemarin.
Di sejumlah daerah di Indonesia, bulan dilaporkaj terlihat bulat sempurna dengan warna kekuningan yang memikat sejak matahari terbenam. Fenomena ini menjadi momen langka yang sangat dinantikan oleh para astronom maupun pecinta langit.
Fenomena ini bukan hanya peristiwa langit biasa, tetapi juga momen untuk menghargai hubungan antara alam semesta dan tradisi budaya manusia. Bagi penggemar astronomi, Strawberry Moon 2025 adalah peluang untuk menyaksikan perpaduan keindahan kosmis dan keunikan ilmiah yang jarang terjadi.
Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menikmati keajaiban langit malam yang penuh makna dan keindahan. Pastikan Anda berada di lokasi dengan langit cerah dan minim polusi cahaya untuk mendapatkan pengalaman terbaik dari Strawberry Moon 2025.