Jakarta – Berita mengenai tragedi pendakian di Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah, telah menarik perhatian publik.
Pasalnya, musisi Fiersa Besari menjadi salah satu nama yang terlibat dalam pendakian tersebut. Namun, bagaimana kondisi Fiersa Besari dan apa fakta lengkap dari insiden ini?
Kepolisian Resor Mimika mengonfirmasi bahwa Fiersa Besari dan rombongan pendaki berhasil dievakuasi dengan selamat dari Puncak Carstensz Pyramid.
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiarto Budiman, menyatakan bahwa Fiersa saat ini berada di salah satu hotel di Timika dalam kondisi sehat.
“Fiersa Besari dalam keadaan sehat walafiat, dan seluruh rombongan telah dievakuasi ke Timika,” ujar Kapolres pada Minggu (2/3/2025).
Menurut Hildiarto, Fiersa Besari berada dalam rombongan pendakian yang berbeda dengan tim Lilie Wijayanti Poegiono (59) dan Elsa Laksono (59), dua pendaki yang meninggal dunia akibat hipotermia saat perjalanan turun dari Puncak Carstensz Pyramid.
Insiden ini terjadi pada Sabtu (1/3/2025) malam, ketika kedua korban tak mampu bertahan menghadapi cuaca ekstrem dan gejala hipotermia.
Kronologi Pendakian
Pendakian ke Puncak Carstensz dimulai pada Rabu (26/2/2025). Rombongan pendaki, termasuk Fiersa Besari, berangkat dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia.
Pendakian ke puncak dilakukan pada Jumat (28/2/2025), melewati lintasan sulit seperti jembatan Tyrollean. Seluruh pendaki berhasil mencapai puncak, tetapi perjalanan turun menjadi sangat berbahaya.
Beberapa pendaki mengalami gejala hipotermia saat turun, termasuk Lilie dan Elsa yang akhirnya tidak selamat. Tim SAR segera dikerahkan untuk mengevakuasi para pendaki, dengan bantuan dari PT Tropic Cartenz Jaya, Basarnas, dan kepolisian.
Upaya Evakuasi
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol Ignasius Benny Ady Prabowo, menjelaskan bahwa proses evakuasi memerlukan koordinasi intensif mengingat medan yang sulit.
Lilie dan Elsa merupakan bagian dari tim pendakian yang terdiri dari 10 orang. Tim SAR berhasil menyelamatkan Fiersa Besari dan delapan pendaki lainnya, termasuk beberapa pendaki asing dan pemandu.
Nurhuda, salah satu pendaki yang selamat, mengungkapkan bahwa radio komunikasi tim mati di tengah perjalanan turun.
Bantuan darurat akhirnya dikirimkan ke lokasi, termasuk sleeping bag dan fly sheet untuk menghangatkan pendaki yang mengalami hipotermia.
Meskipun tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, kabar baiknya adalah Fiersa Besari dan anggota rombongannya berhasil selamat.
Kapolres Mimika memastikan bahwa Fiersa berada dalam kondisi sehat dan sudah dievakuasi ke tempat aman di Timika.
Tragedi di Puncak Carstensz Pyramid ini menjadi pengingat akan pentingnya persiapan matang dan kewaspadaan dalam menghadapi risiko pendakian di medan ekstrem.
Pendakian gunung seperti Puncak Carstensz bukan hanya membutuhkan keterampilan fisik tetapi juga perlengkapan dan strategi untuk menghadapi cuaca yang tak terduga.